tolong klik LIKE ya jika anda suka dengan postingan saya...terima kasih ^ ^...

Rabu, 25 April 2012

Komunikasi antar budaya dan agama


Mengembangkan kemampuan berkomunikasi sangatlah penting, karena adanya perkembangan teknologi begitu hebatnya, sehingga telah member dampak yang menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia. Salah satu hal yang berkembang sangat pesat dan menjadi pemicu dari perkembangan yang ada adalah komunikasi. Karena itu tidak aneh jika akhir-akhir ini banyak orang yang tertarik untuk mempelajari dan mengembangkan kemampuan (kompetensi) berkomunikasi.
Kemampuan berkomunikasi memang merupakan suatu hal yang sangat fundamental bagi kehidupan manusia, dengan mampu berkomunikasi dengan baik kita bisa membentuk saling pengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang, mengembangkan karir. Sebaliknya dengan kemampuan berkomunikasi yang buruk, kita juga justru memupuk perpecahan, menanamkan kebencian dan menghambat kemajuan.

1.      Perbedaan antar suku
Ada banyak mahasiswa yang ada di Yogyakarta ini, dan kebanyakan mahasiswa tersebut berasal dari luar daerah Yogyakarta dan juga luar pulau Jawa. Dikarenakan banyaknya dan beragam suku yang ada di Yogyakarta, maka perbedaan-perbedaan yang timbul karenanya juga beragam. Seperti misalnya untuk suku batak dari medan Sumatra Utara, suku sunda dari Jawa Barat dan suku yang ada di Papua. Dari suku-suku yang tersebut diatas, kebanyakan mereka mempunyai perbedaan yang terkadang mahasiswa tersebut tidak menyadari bahwa ada perbedaan yang tajam yang seharusnya justru dapat menyatukan mereka sendiri tanpa harus ada perkelahian dan pertikaian.
2.      Perbedaan agama dalam keluarga
Dalam keluarga yang mempunyai perbedaan agama juga mengalami perbedaan. Dimana perbedaan tersebut bisa menjadikan keluarga tersebut harmonis dan bisa juga menjadikan keluarga tersebut menjadi berantakan dan terpecah belah. Keluarga tersebut adalah keluarga yang harmonis walaupun keluarga tersebut mempunyai perbedaan agama, hal tersebut dikarenakan banyaknya toleransi antar anggota keluarga satu dengan lainnya sehingga perbedaan agama dirasa tidak sangat mengganggu aktifitas maupun komunikasi diantara anggota keluarga. Sementara apabila keluarga yang mempunyai perbedaan agama dan justru perbedaan itu menimbulkan perpecahan diantara anggota keluarga, dikarenakan kurangnya komunikasi antar anggota keluarga dan juga tidak adanya toleransi antar anggota keluarga satu dengan lainnya, sehingga perbedaan agama tersebut justru menjadikan senjata berbahaya bagi keluarga tersebut.
Selain itu, kualitas hidup, hubungan kita dengan orang lain, bahkan peluang dan usaha serta karir dapat ditingkatkan dengan cara memperbaiki cara-cara dan kemampuan berkomunikasi terutama jika berhadapan dengan manusia yang berbeda budaya maupun berbeda agama.
Ada beberapa alas an mengapa perlunya komunikasi antar budaya, diantaranya adalah :
1.      Membuka diri memperluas pergaulan
2.      Meningkatkan kesadaran diri
3.      Etika/etis
4.      Mendorong perdamaian dan meredam konflik yang ada.
Komunikasi antar budaya menurut Samovar dan Porter merupakan komunikasi antara orang-orang yang berbeda kebudayaannya, misalnya suku bangsa, etnik, dan rasa tau kelas social. Komunikasi antar budaya ini dilakukan dengan negosiasi, pertukaran symbol sebagai pembimbing perilaku budaya, untuk menunjukkan fungsi sebuah kelompok. Dengan komunikasi yang intens, maka dapat memahami akar permasalahan sebuah konflik, membatasi dan mengurangi kesalahpahaman, komunikasi dapat mengurangi eskalasi konflik social.
Menurut Charles E. Snare bahwa usaha meredam konflik dan mendorong terciptanya perdamaian tergantung bagaimana cara mendefinisikan situasi orang alain agar kita dapat mencapai perdamaian dan kerjasama. Jadi jelas, dengan mempelajari komunikasi antar budaya berarti kita mempelajari termasuk membandingkan kebiasaan-kebiasaan setiap etnis, adat, agama, geografis dan kelas social di masyarakat. Dengan pemahaman tesebut, kita bisa mengkomunikasikan perbedaan-perbedaan tersebut dengan komunikasi antar budaya, guna menyelesaikan konflik melalui dialog yang baik.

HAMBATAN-HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA

1. ETNOSENTRISME
Etnosentrisme didefinisikan sebagai kepercayaan pada superioritas inheren kelompok atau budayanya sendiri; etnosentrisme mungkin disertai rasa jijik pada orang-orang lain yang tidak sekelompok; etnosentrisme cenderung memandang rendah orang-orang lain yang tidak sekelompok dan dianggap asing; etnosentrisme memandang dan mengukur budaya-budaya asing dengan budayanya sendiri. (Mulyana:2000;70)
Jelas sekali bahwa dengan kita bersikap etnosentrisme kita tidak dapat memandang perbedaan budaya itu sebagai keunikan dari masing-masing budaya yang patut kita hargai. Dengan memandang budaya kita sendiri lebih unggul dan budaya lainnya yang asing sebagai budaya ’yang salah’, maka komunikasi lintas budaya yang efektif hanyalah angan-angan karena kita akan cenderung lebih mebatasi komunikasi yang kita lakukan dan sebisa mungkin tidak terlibat dengan budaya asing yang berbeda atau bertentangan dengan budaya kita. Masing-masing budaya akan saling merendahkan yang lain dan membenarkan budaya diri sendiri, saling menolak, sehingga sangat potensial muncul konflik di antaranya. 
2. RASIALISME
Rasialisme adalah suatu penekanan pada ras atau menitikberatkan pertimbangan rasial. Kadang istilah ini merujuk pada suatu kepercayaan adanya dan pentingnya kategori rasial. Dalam ideologi separatis rasial, istilah ini digunakan untuk menekankan perbedaan sosial dan budaya antar ras. Walaupun istilah ini kadang digunakan sebagai kontras dari rasisme, istilah ini dapat juga digunakan sebagai sinonim rasisme. Jika istilah rasisme umumnya merujuk pada sifat individu dan diskriminasi institusional, rasialisme biasanya merujuk pada suatu gerakan sosial atau politik yang mendukung teori rasisme. Pendukung rasialisme menyatakan bahwa rasisme melambangkan supremasi rasial dan karenanya memiliki maksud buruk, sedangkan rasialisme menunjukkan suatu ketertarikan kuat pada isu-isu ras tanpa konotasi-konotasi tersebut. Para rasialis menyatakan bahwa fokus mereka adalah pada kebanggaan ras,
Rasialisme di sini menjadi sangat berbahaya karena selain menghambat keefektifan komunikasi antar budaya—antar ras yang berbeda, rasialisme dapat menjadi pemicu pertikaian antar ras, di mana konflik yang terjadi akan sulit sekali untuk didamaikan dan berlangsung lama. Contoh konflik akibat rasialisme yang pernah terjadi dan terkenal di Indonesia adalah konflik- rasialisme anti-Tionghoa, di mana di Indonesia pernah terjadi pembantaian besar-besaran terhadap ras Tionghoa yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Butuh perjuangan yang panjang agar ras Tionghoa diterima dan diakui-dihargai keberadaannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar